Sabtu, 28 Februari 2009

Pembangunan Wonosobo

Awal tahun 2009 indonesia memasuki masa kampanye pemilu yang akan diselenggarakan beberapa bulan lagi, hal ini melahirkan suasana politik yang lebih berbeda daripada biasanya. banyak bertebaran iklan partai politik dan calon legislatifnya baik dipinggir jalan, televisi bahkan perkampungan pendudukpun tak luput dari pemasagan pamflet dan fofo-foto para calon legislatif. Hal yang menarik dalam pemasaran politik tersebut beraneka ragam bentuk dan gaya mejeng para calon wakil rakyat yang terhormat, ada yang kaya artis bahkan sampai ada yang seperti residifi,s pakaian adat khas jawa pun menjadi salah ikon juga.

Belum lagi yel yel yang mereka sampaikan kepada khalayak publik luar biasa manisnya, rakyatpun sekarang menjadi merasa terhormat dengan adanya kunjuagan para anggota dewan yang tiba-tiba turun kebawah duduk bersama masyarakat dengan semboyan silaturahmi dan mendengarkan aspirasirakyat, hal tersebut sah-sah saja meskipun kita semua sudah tahu bahwa " Para anggota legislatif dan calon legislatif slalu mendekati rakyat ketika akan ada momen pemilu, dan tidak pernah muncul kepermukaan rakyat apabila mereka sudah dududk di kursi empuk" bahkan adayang lebih parah lagi masyarakat kepengen ketemu aja susah.

Saya juga prihatin akan apa yang terjadi ketika ada kunjungan kerakyat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, kebanyakan masyarakat selalu berjiwa miskin, meminta-minta bantuan baik berupa PC, uang atau yang lainya. ini menunjukan kesadaran akan politik masih sangat rendah, seolah-olah kalo sudah bisa memberikan bantuan mereka dianggap seperti dewa yang memperjuangka rakyat.
seharusya tanpa dimintapun anggota dewan memikirkan pembangunan yang semestinya.

Sitem pembangunan di wonosobo dapat usulkan/dierncanakan dengan 3 ( tiga ) pintu masuk yaitu
1. Musrenbang ditingkat desa dan kecamatan
2. Melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan
3. Lewat jalur yang singkat yaitu meminta tolong kepada anggota dewan untuk mengusulkan ke APBD

hnah dari tiga pintu masuk tersebut menunjukan bahwa Sistem pembangunan di wonosoo belum tersistem dengan baik, sering terjadi usulan yang sudah dierncanakan dala Musrenbangtidak bisa tembus karena ketimbrung oleh usulan yang dilkawal oleh anggota dewan tertentu., padahal usulan yang dikawal oleh anggota dewan padahal usulan pembangunan tersebut sering menjadi lahan untuk memperoleh keuntunganpribadi guna menutup baiaya kampanye dewaktu mencalonkan sebagai legislatif semestiya rencana pembangunan hanya melalui satu pintu yang melibatkan 3 unsur tersebut sehingga masyarakat tidak bingung menyampaikan aspirasi pembangunanya dengan mudah dan tidak membingungkan.

Minggu, 25 Januari 2009

INDAH BERSAMA MASYARAKAT DESA

Masyarakat Desa
Dari namannya mungkin semua semua orang terbayang tentang desa, tapi banyak orang desa yang tidak tahu bahwa dirinya bagian dari desa. hal ini menjadi keprihatinan saya ketika melihat perkembangan yang ada di desa saya. sebagian besar masyarakat bergaya hidup ala kota dari anak-anak hingga orang tua lebih para remaja dan pemuda.

globalisasi memang memberikan pengaruh yang luar biasa bagi peradaban bangsa , baik diwilayah perdesaan yag termarginal sekalipun tak luput dari perngaruh perkembangan jaman di era modernisasi, hal ini terlihat jelas dari gaya hidup masyarakat desa yang saya kenal spuluh tahun yang lalu yang kini berubah seolah-olah saya gak kenal lingkunganya lagi.
sepuluh tahun yang lalu sejak saya tinggalkan desa peradaban masyarakat sangat kental dengan budaya agamis, hampir setiap remaja putra seusia saya dulu rajin mengaji beraktifitas keagamaan tidak pernah lekang keseharianya, dari cara berbusana pun yang pura menggunakan kain ( sarung ) dan pecis yang putri menggunakan jilbab dan kerudung, meskipun di desa saya tidak ada pesantren namun budaya santri sangat menjiwai masyarakat waktu itu, kegiatan keagamaan stiap hari berjalan lancar penuh semangat dan hhikmat meskipun tanpa ada yang mengahruskan, hal itu tumbuh atas kesadaran dari masing-masing individu bahwa berakhlakul karimah merupakan sikap yang harus dan berkewajiban bagi setiap anggota masyarakat desa saya.

Setelah skian lama aku tak menapakan kaki di kampung halaman rasanya berbeda dengan yang saya kenal selama ini. perubahan dari segala hal sangat mencolok dan terasa sekali peradaban sudah berubah layaknya di kota-kota besar yang saya kenal.