Senin, 20 April 2009

MENGAPA PSK MASIH BANYAK KELIARAN DI WONOSOBO

Kalo jalan di kota wonosobo dimalam hari melewati daerah pinggiran pasar induk wonosobo mungkin akan menjumpai pandangan yang kurang menarik dan meprihatinkan, atau mungkin menarik dan menyenagkan bagi sebagian orang. hal ini menurut penulis menjadi masalah sosial yang serius yang perlu di tangani untuk memujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di wonosobo khususnya dan bagi idonesia umumnya.
penulis seblum berpendapat telah melakukan survei dan penelitian meskipun tidak seformal seperti lembaga survei yang ternama di indonesia.
Dari 25 para PSK yang telah di temui dan di ungakap hatinya ternyata berbagi macam faktor dan penyebabnya, diantaranya :

1. Faktor Ekonomi
alasan ekonomi menjadikan alasan yang paling dominan sehingga menyebabkan mereka rela melakuan jual tubuhnya demi puluhan ribu rupiah. sebut saja Dinda (nama smaran) janda beranak 2 (dua /SD kelas 6 dan play group) menjadi PSK sejak 2 tahun yang lalu, " tak rewangi koyo ngene mas ben anak ku biso mangan, wis ra ono sing didol garek awaku thok" uangkap dia ketika berbincang-bincang dengan penulis.

2. Fakor Kecewa / frustasi
suami yang tidak bertanggung jawab sampai menceraikan/meninggalkan istri tanpa kabar hingga bertahun-tahun mendorong perempuan yang kurang beruntung terpaksa menerima penghibur dari para lelaki petualang seks, dan juga sekaligus pekerjaan sampingan.

3. Faktor Kesenangan/have fund / gaya hidup
untuk penjaja ini yang saya temui rata-rata usianya masih muda dan remaja, dari 3 responden yang saya temukan ternyata masih duduk di bangku SMU dan yang satunya tidak sekolah tapi seusia SMU, untuk yang faktor ini tidak semua hidung belang tidak bisa masuk karena para PSK masih milih-milih tamu yang di datang, umumnya yang masih muda/ganteng atau yang berdompet tebal.
dari data yang saya dapatkan sunbgguh memprihatinkan sekali, praktek oprasi pun tidak hanya malam hari dan ironisnya tempat mangkalnya di perkampungan berbaur dengan penduduk, dengan berbagai macam kedok untuk mengelabuhi masyarakat, sampai saat ini masih tidak semua masyarakat bisa mengakses praktek terselubung tersebut.

Bagaimana Solusinya........?
berbagai macam solusi untuk menaggulangi pekat tersebut ternyata gagal, dinas sosial pun tidak bisa berbuat apa-apa, hanya sebatas memburu kemudian di data dan di nasehati setelah itu dilepas lagi tanpa dibekali apa-apa dan esok nya sudah ada di pangkalan lagi.
masalah ini klasik sejak jaman Rasulullah pun sudah ada dan pringatanya dalam agama juga tegas akan tetapi agama ternyata tidak mampu menaggulangi dan memberikan solusinya.....!
dari masalah ini penulis mencoba memberiakan pendapat unuk solusi maslah ini mengingat agama dan memberikan pendidikan kewira usahan tidak efektif bagi pekat tersebut:
PSK tidak mungkin bisa di hilangkan selama peradaban manusia masih ada, untuk itu penangananya yang perlu ditata dan di kemas dengan baik,
Di sediakan tempat kusus untuk para penjaja seks ( komplek lokalisasi ) mengapa demikian karena:

1. pekat / PSK tidak mungkin bisa di hilangakan, kalo tidak ada tempat yang legal maka mereka akan beroperasi secara tersembunyi-sembunyi bahkan di pinggir jalan

2. tidak semua PSK bisa berwiraswata / bekerja secara halal

3. anggap saja itu aset daerah untuk meningkatkan sumber pendapatan asli daerah, dengan di legalkan lokalisasi maka akan banyak ornag berkunjung ke daerah otomatis peredaran uang akan bertambah.

4. Menciptakan lapangan kerja baru, otomatis menumbuhkan perhotelan, perdagangan dan lapangan kerja bagi penduduk sekitar yang terkaitlangsung dan tidaklangsung dengan lokalisasi tersebut.

mungkin itu bisa menjadi solusi bagi pekat yang tdiak bisa di hilangakan, maka harus di kelola dengan baik, ibarat mengelola sampah kalo tidak dimusnahkan akan menyebabkan penyakit dan kalo tau tehnik pengelolaan bisa bermanfat seperti pupuk organik dan lainya.

Jumat, 10 April 2009

Tingginya Angka Golput di Indonesia

menurut LSI ( lembaga survey Indonesia ) angka golput pada pemilu legislatif tahun 2009 ini mencapai 40% .
hal tersebut dipaparkan dalam perhitungan suara cepat (quick count) Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Jakarta, Kamis (9/4).

"Golput rata-rata 40 persen di Jakarta dan Nasional. Ini juga tampak dari survei kita 3 bulan yang lalu golput sekitar 60 persen," kata Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid.

Husin menyebut tiga hal yang memicu masyarakat untuk golput. Yakni, karena masyarakat yang mau memilih namun tidak terdaftar, masyarakat yang tidak mau memilih namun tidak terdaftar, serta masyarakat yang tidak mau memilih dan tidak terdaftar.

"Kerja KPU memang belum optimal untuk menanggulangi DPT. Banyak daerah yang belum melaksanakan Pemilu dan logistik belum terkirin. Perlu perbaikan," ujarnya.


Namun pada dasarnya ada beberapa hal yang meneybabkan sebagian masyarakat indonesia tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilu legislatif sekarang ini :

Pertama, golput karena alasan tekhnis

Golongan ini adalah mereka yang tidak terdaftar dalam DPS (Daftar Pemilih Sementara) ataupun DPT ( Daftar Pemilih Tetap). Penyebabnya bisa dikarenakan kesalahan KPU dalam pendataan, pemerintah setempat ataupun orang yang bersangkutan. Atau bisa saja mereka sudah terdaftar, tetapi dalam hari H nya ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga mereka tidak bisa hadir di TPS (Tempat Pemungutan Suara).

Kedua, golput karena alasan ekonomis

Orang-orang yang melakukan golput karena alasan ini, biasanya mereka yang karena ma’isyah (mata pencaharian) tidak bisa meninggalkan aktivitasnya untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Golongan ini didominasi oleh para pedagang kecil, karyawan dengan upah harian dan pekerja serabutan lainnya.

Ketiga, golput karena alasan apatis

Golongan ini didominasi oleh mereka yang sudah tidak percaya lagi terhadap sistem dan penguasanya, tetapi mereka juga tidak melakukan perbuatan apapun untuk mengubahnya. Sehingga keberadaanya seperti tidak adanya, mereka merasa masa bodo dengan apa yang terjadi. Tentu saja, golongan seperti ini yang kita tidak harapkan, karena mereka berlepas diri dengan keadaan masyarakat dan mereka senantiasa menyalahkan keadaan serta menyerah dengan keadaan yang ada.

Keempat, golput karena alasan ideologis

Suara ini dikumandangkan oleh sebagian umat Islam dengan alasan yang hampir sama dengan alasan orang-orang apatis, golongan ini sudah tidak mempercayai system dan penguasa yang ada. Karena meyakini ada system yang lebih baik lagi daripada system sekarang yang berlaku, yakni system Islam.

Tetapi, jangan pernah menuduh orang-orang seperti ini sebagai orang yang berlepas diri dengan keadaan masyarakat. Justru mereka melakukan hal itu karena mereka sangat pro masyarakat, yang kini terus dibodohi oleh system yang berlaku.

Jiwa nasionalis mereka lebih tinggi daripada orang-orang yang mengaku nasionalis sekalipun, lihat-lah contohnya ketika Timor-timur akan melakukan referendum, mereka dengan lantang meneriakkan bahwa strategi tersebut adalah ulah para antek Amerika dan Australia yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia, suara yang hampir tidak pernah diteriakkan oleh orang-orang nasionalis.

Mereka senantiasa mestandarkan perbuatannya dengan apa yang telah dilakukan oleh Rosulullah SAW, sebagai uswatun hasanah (contoh teladan). Jika saja Rosulullah SAW, menerima tawaran orang-orang kafir quraisy pada waktu itu, untuk melakukan kolaborasi dengan system yang ada, tentu mereka pun akan melakukannya.

Tetapi, ketegasan Rosulullah SAW untuk tidak masuk system kufur pada waktu itu, menjadi barometer bahwa hal itu tidak boleh dilakukan oleh mereka yang mengaku beriman dan menjadi pengikut Beliau SAW.

Penulis menyatakan bahwa tulisan ini bukan untuk mengajak golput kepada masyarakat, karena hak ikut pemilu adalah hak pembaca untuk menggunakannya. Tetapi, tentu saja apa yang kita perbuat dan kita pilih sekarang ini, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Sedangkan menjawab kekhawatiran sebagian orang muslim bahwa jika umat Islam melakukan golput semua, tentu kepemimpinan ini akan dipegang oleh mereka yang tidak baik adalah tidak benar. Karena secara logika, jika kaum muslimin yang jumlahnya >80% ini golput semuanya, tentu kepemimpinan yang ada tidak legitimate, karena system pemilu di Indonesia mensyarakatkan kepemimpinan yang sah itu 50% + 1.

Mungkin saja pemilu sekarang ini akan membawa kepada perubahan, tetapi percayalah hal itu tidak akan membawa perubahan secara keseluruhan, hanya parsial saja. Jadi, apa yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, dalam hal ini KPU pusat dengan dana 47,9 trilyun belum termasuk KPUD dan juga yang dikeluarkan oleh partai politik dan para caleg akan sia-sia belaka. Kita tunggu saja!

Senin, 06 April 2009

Manfaat Rokok Bagi Perokok

Sering kali kita dengar perbincangan bahaya rokok bagi kesehatan baik di media elektronik maupun cetak, bahkan di daerah DKI keluarkan UU anti rokok, seperti yang tertulis pada bungkus "MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN" sudah sangat terbiasa dan sudah diabaikan oleh konsumen rokok.
Selain pengaruh buruk pada kesehatan merokok memiliki manfaat yang tidak bisa di gantiakan dengan yang lain, pendapat ini berdasarkan pendapat saya pribadi yang mengkonsumsi rokok dan dari beberapa perokok yang saya wawancarai :

1. Membuat tenang / menurunkan emosi
bagi saya ketika dalam kondisi panik , gugup, ataupun marah dan emosi akan berkurang ketika menghisap rokok dan di ikuti duduk seolah-olah hantinya di ketuk malaikat untuk bersabar

2. Bersifat sebagai Teman
Dalam kondisi menungu atau sendirian rokok bisa diposisikan seolah-olah seperti teman, sering kali saya nggak pede ketika berjalan/duduk sendirian ditempat umun dapat diatasi sambil menghisap rokok serasa menemukan teman baru. dan dalam kondisi jenuh menunggu rokok menjadi jurus jitu untuk sabar menunggu

3. Penghilang penat atau stres
seringkali dalam pekerjaan atupun rutinitas mengalami kepenatan bahkan stres karena kelelahan, jika dalam kondisi demikian maka merokok dapat memulihkan semangat dan konsentrasi

4. Sebagai Media Persahabatan ( lebih akrab )
dalam kehidupan keseharian seringkali perokok lupa bawa rokok disaku atu lagi bokek sehingga ga bisa beli rokok, pada kondisi ini meminta/memberi rokok sebatang kepada sesama perokok menjadi kan hal yang lumrah. dan ketika nongkrok di manapun mnawarkan sebatang rokok menjadikan hubungan lebih dekat.

5. Sebagai Penutup Makan
bagi perokok sehabis makan adalah waktu yang paling nikamat untuk menghisap rokok, bahkan tidaklah kenyang sehabis makan apa bila belum merokok " sepertia da yang kurang"

namun demikian say saya sarankan bagi yang belum merokok tidak usah merokok karna antara manfat dan mudaharatnya jelas lebih banyak mudharatnya, tapi bagi yang sudah kecanduan nik mati aja karna susah untuk menghentikanya.