Selasa, 31 Maret 2009

MOBILISASI MASYARAKAT MISKIN DALAM PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN DESA

Dlam perencanan dan pelaksanaan pembangunan di desa masyarakat miskin seringkali bersifat apatis terhadap hal tersebut, hal ini bisa kita lihat pada perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pelaksnaan program pemerintah untuk memberdayakan masyarakat desa. sebagai bukti keikutsertaan masyarakat miskin dalam perencanaan PNPM maupun ADD masih sangat minim sehingga seringkali hasilnya berorientasi pada kepentingan elit desa bukan mengcover kepentingan masryarakat miskin.
Untuk itu dalam rangka menumbuhkan partisipasi masyarakat miskin perlu adanya mobilisasi mereka, berikan kesempatan kepada mereka untuk bicara dan menetukan pembangunan sesuai dengan aspirasinya. Langkah-langkah untuk memobilisasi mereka banyak hal yangbisa di lakukan, gagasan saya salah satunya sebagai berikut:
1. Ciptakan program yang melibatkan masyarakat miskin: hal ini juga telah tidak jauh beda dengan program PNPM secara sistemnya hanya saja semua pelaku harus tingkat bawah harus orang miskin sperti gagasan harus di ambil dari kelompok masyarakat miskin, peserta musyawarah juga orang miskin, pengambilan keputusan otomastis orang miskin. ketrlibatan kepala desa dan elit desa hanya saja sebatas memfasilitasi agar mereka yang miskin berperan aktif dalam menetukan kebijakanya
2. Dengan peran atifnya orang miskin mesti akan melahirkan keputusan yang bermuara pada kepentingan orang miskin, bukan kepentingan tokoh ataupun para elit desa.
3. Selain output dari pada program tersebut yang mengcover kepntingan masyarakat miskin, ini merupakan pendidikan danmobilisasi masyarakat miskin untuk berperan akatif dalam pembangunan dan pemberdayaan desa.

Jumat, 13 Maret 2009

KUALITAS PARA CALON LEGISLATIF

Di musim kampanye ini banyak atribut calon legislatif yang mengiklankan diri dengan bermacam cara. kita juga mudah sekali mengenali profile mereka dengan seksama baik dari curikulum vitae maupun tingkat pendidikanya. diantara mereka banyak juga wajah-wajah yang sudah populer dimasyarakat, ada yang berasal dari anggota legislatif sekarang dan ada yang berasal dari tokoh organisasi atau tokkoh masyarakat. banyak juga masyarakat yang sudah tahu latar belakang para calon legislatif dari keburukanya hingga prestasinya. Dalam kampanye mereka terpampang jelas slogan-slogan yang mereka usung dengan segala visi dan misinya, harapan kita semua slogan-slogan tersebut tidak hanya isapan jempol belaka.
untuk memilih calon wakil rakyat yang berkualitas baik dan yang berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat maka kita harus jeli dalam pengamatan calon wakli rakyat. tips dari penulis untuk memilih calon legislatif :
yang pertama : Kenali profile caleg secara keseluruhan ( latar belakang, pendidikan dan lainya ) diantara caleg sekian banyaknya tidak semua caleg mempunyai catatan baik dimata masyarakat, ada yang berasal dari preman, guru, pengusaha, dan pengangguran dll
Kedua : tanyakan visi dan misinya
jangan sampai kita memilih wakil rakyat hanya karena kita kenal atau karna takut/diintimidasi ( jaman sekarang ga perlu ada yang ditakuti) tapi pilihlah caleg yang mempunyai komitmen yang kuat terhadap piningkatan kesejahteraan rakyat
Ketiga : Kenali program kerjanya
saya tiga kali menanyakan program kerja para caleg yang sedang kampanye akan tetapi jawabanya tidak jelas arah pemikiranya
Keempat: jangan memilih caleg yang mngungkit bahawa dia pernah memperjuangkan aspirasinya ( misalkan mengusahakan betonisasi, aspal dll ) sewaktu menjabat menjadi anggota dewan. hal ini merupakan pembodohan dan intervensi terhadap rakyat. pembangunan yang ada didesa adalah merupakan hak rakyat sepenuhya tanpa harus mendapat klaim si anu yang memeprjuangkanya. seharusnya anggota legislatif memikirkan kebutuhan rakyatnya tanpa pamrih ( imbal balik suara rakyat) karna sudah merupakan tugas dan kewajibanya.
Kelima : jangan pilih caleg yang memberikan uang/atau bantuan sebagai tukar menukar suara rakyat ( money politic ) hal ini jelas merugikan rakyat kembali, apa bila dana brasal dari uang pribadi/dana kampanye pribadi (parpol) maka nanti ketika menjabat sebagai deawan oto matis akan mengejar setoran untuk balik modal, ujung-ujungnya korupsi.
apa bila dana yang dibagikan berasal dari dana penjaringan aspirasi berari anggota dewan tersebut memboddohi rakyat dan mementingkan kepentingan pribadi.

Pilihlah caleg dengan hati nurani maisng-msing dengan menggunakan logika dan akal pikiran, kesadaran anda akan politik merupakan wujud aspirasi anda untuk menuju sebuah perubahan tatanan sosial yang lebih baik. mudah-mudahan wonosobo khususnya dan seluruh indonesia aman, sehat, rapi dan indah.
jadilah pelopor perubahan paling tidak untuk diri anda sendiri dan keluarga anda.

mari berjuang untuk wonosobo dan indonesia.


Selasa, 10 Maret 2009

KAMPANYE PARA CALON LEGISLATIF YANG MEMBODOHI RAKYAT

Pemilu legislatif yang tinggal sebulan lagi menjadikan suasana politik sangat hangat diperbincangkan di seluruh jagad indonesia tak terkecuali di wonosobo. Para calon anggota dewan sedang giat dan getol turun ke desa-desa dan lubung-lumbung suara siang dan malam. hal ini juga terjadi di kampung saya yang sudah berkali-kali didatangi para poitisi lokal yang mencalonkan sebagai nggota DPRD kabupaten dan DPRD Propinsi, antusiasme masyarakat menyambut kedatangnya pun luar biasa dengan tujuan meminta bantuan baik berupa uang maupun bantuan lainya. seluruh elemen masyarakatpun sudah tahu bahwa kedatangan politisi lokal adalah momen yang dianggap tepat untuk menyampaikan aspirasi atau sekedar mencari kentungan semata, hal ini terjadi karena pengalaman yang sudah-sudah bahwa calon anggota dewan yang waktu kampanye menjanjikan sesuatu atau akan menampung aspirasi rakyat, akan tetapi ketika sudah menjabat lupa akan janjinya bahkan ditemui saja sulit, pengalaman seperti inilah yang menjadikan hambatan kesadaran politik bagi masyarakat.
Selain itu model kampanye para elit lokal pun tidak mengarah pada sebuah perubahan tatanan politik maupun tatanan sosial yang baru, mereka hanya memberikan iming-iming recehan dengan dana APBD yang diasumsikan sebagai dana penjaringan aspirasi, padahal dana tersebut merupakan dana rakyat yang semestinya dinikmati untuk pembangunan tanpa embel-embel kampanye ( ya memang penetapan anggaran dana penjaringan aspirasi tujuanya untuk kampanye...!)
Dari hal tersebut jelas bahwa elit politik lokal tidak menunjukan dedikasi pengabdian yang baik, mereka hanya mementingkan kepentinganya sendiri untuk bisa menjabat sebagai anggota dewan tidak memikirkan kepentingan rakyat dengan sepenuh hati, ini terbukti ketika saya menghadiri malam kampanye di kampung saya yang dihadiri salah satu anggota dewan periode 2004-2009 dan sekarang mencalonkan lagi. dalam kampanyenya mengatakan "saya akan menyampaikan aspirasi masyarakat sini nanti apa bila saya terpilih kembali, dan saya juga akan melihat rekapan perolehan suara untuk saya berapa dari kampung sini" kemudian diakhir acara menyampaikan akan memberikan bantuan 4-5 juta rupiah dari dana penjaringan aspirasi untuk memneruskan pembangunan di desa ini. jelas sekali bahwa poitik yang mereka anut hanyalah politik dagang sapi atau kambing, hal serupa selalu dilakukan oleh para legislatif dan calon legislatif yang sering saya jumpai. suara rakyat hanyalas sebuah komoditas politik belaka tanpa ada pemikiran dan persepsi perubahan kearah yang lebih baik.

Untuk sekarang seharusnya politisi dan elit lokal menunjukan dan memberikan panutan kepada masyarakat untuk sebuah perubahan menuju masyarakat yang madani.

Sabtu, 07 Maret 2009

WAJAH PEREKONOMIAN WONOSOBO

Kalau kita jalan ke kota wonosobo, pas ditengah-tengah kota terdapat satu-satunya retail besar yang ada di wilayah kabupaten ini, bersebelahan persis terdapat pasar induk wonosobo yang merupakan nadi perekonomian masyarakat pribumi. ketika masuk dua pusat perekonomian tersebut nampak jelas perbedaanya, di supermarket terasa nyaman dan bebas untuk memilih dan membelanjakanya, pelayanannya pun memuaskan, kebersihanya dijamin.
Setelah masuk kesupermarket berjalan melalui tangga yang menghubungkan dua pusat perekonomian tersebut, suasana yang berbeda dari segala sisi pelayanan, nah disinilah yang menjadi keprihatinan saya sebagai putra daerah melihat fenomena ekonomi tersebut.
kita tahu bahwa super market pemiliknya jelas bukan warga wonosobo, akan tetapi ushannya tersebut mampu memonopoli pusat perekonomian, mengapa demikaian.............?
bukanya saya anti investor asing, kita akui bahwa keberadaan supermarket tersebut menampung tenaga kerja dan juga salah satu sumber pendapatan asli daerah wonosobo, akan tetapi kita tidak boleh dibutakan dengan hal tersebut yang akhirnya menimbulkan paradikma masyarakat seantero wonosobo bahwa perekonomian berpusat pada satu titik pusat perbelanjaan tersebut.

Kita sadari bahwa sistem perekonomian dipasar rakyat kalah modern, pasar pasar yang ada diwonosobo masih melekat pengertian bahwa pasar tersebut pasar tradisional, ini menjadikan perekonomian rakyat kalah bersaing dengan pasar moderen.
Agar perekonomian kita bisa berjalan seimbang pemerintah daerah merubah sistem perekonomian diwonosobo dengan konsep yang lebih modern dan kompetitif :
1. Merubah pasar tradisional menjadi pasar yang modern dengan konsep kerakyatan, maksudya kita tiru model pasar dan pelayanannya seperti pada pasar-pasar modern, akan tetapi para pedanganya tetap rakayat kita.
2. Para pedagang diberi pembinaan untuk mengembangkan usahanya agar mampu bersaing dengan pengusaha dari luar
3. Pemberian pinjaman modal usaha yang lebih lunak dan mudah diakses dan bunga rendah, ini sangat menunjang kegiatan perekonomian

kalua perekonomian di wonosobo dapat berubah lebih baik, otomatis kesejahteraan masyarakat juga meningkat, pengaguran dapat ditampung dan pendapatan asli daerah bisa ditingklatkan.

Senin, 02 Maret 2009

Pembagunan Partisipatif dan Aspirasi Rakyat

Dalam pelaksanaan pembagunan kabupaten wonosobo baik yang berupa APBD maupun APBN selama ini mengunakan Sitem butomUP yang dilaksanakn dari elemen pemerintahan terbawah di setiap desa, hal ini menimbulkan mobilisasi masyarakat untuk ikut aktif dalam merencanakan pembangunan didesanya masing-masing. Banyak sekali program-pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun pemrintah daerah untuk melaksankan pembangunan dengan sistem tersebut seperti halnya pada pelaksanaan ADD, PNPM, dan lainya.

keterlibatan masyarakat otomatis memancing masyakat peduli akan pembangunan desa masing-masing, sehingga mereka tidak enggan untuk urun rembug dalam penyusunan RPJMDes sesuai hati nurani dan kebutuhanya. sistem pembangunan ini perlu dilestarikan guna menampung aspirasi masyarakat desa yang tidak terwakili oleh anggota dewan yang mereka pilih sendiri.

pembangunan terus dijalankan akan tetapi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat masih rendah, baik dibidang ekonomi, politik dan kesehatan, dan lainya. Hal ini menunjukan bahwa pembangunan selama ini menemui masalah atupun kendala, baik bersifat teknis amupun non teknis. artinya output dari pembangunan tersebut kurang mengena sasaran.
penjaringan aspirasi didesa kadang kurang tepat sasaran, masih banyak warga masyarakat yang tidak diikut sertakan dalam perencanaan pembangunan, alhasil perencanaan pembangunan terkadang hanya mengakomodir kepentingan sebagian kecil masyarakat desa atau kepentingan elit desa tersebut.
Untuk perencanan tidak hanya mengakomodir kepentingan sebagian kelompok maka penyusunan perencanaan pembangun lebih harus melibatkan lebih banyak masyarakat dari semua kalangan.